Dinamika Solusi Utama (9/6/2014) Sebentar lagi sudah ingin memasuki bulan puasa, usaha apa kira-kira yang bagus di bulan puasa ? Peluang usaha untuk membuka bisnis jilbab dan baju muslim di saat ini masih cukup menjanjikan. Sekarang pakaian-pakaian muslim sudah didesain dengan mengikuti perkembangan zaman sehingga sudah tidak terkesan kaku dan kuno lagi. Selain menambah aura mempesona bagi yang memakainya, jibab dan pakaian muslim pun juga mampu melindungi dari sengatan sinar matahari yang langsung mengenai kulit. Sehingga menjadikannya sangat sejuk bagi yang mengenakannya. Menjamurnya komunitas-komunitas penyuka model busana muslim pun membuat bisnis ini perlu diperhitungkan.
Tentunya, ini akan menjadi peluang usaha yang menguntungkan dalam berbisnis. Ditambah lagi, membuka usaha jilbab dan busana muslim di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Dalam buku “99 Bisnis Anak Muda” karya Malhayanti dan Hendry E Ramdhan, yang membahas tentang bisnis jilbab dan busana muslim. Dalam memulai bisnis ini perlu kesiapan yang matang, karena merupakan suatu yang bijaksana. Pada dasarnya memang persiapan seperti itu merupakan cikal bakal dari semua jenis usaha. Momentum seperti hari raya keagamaan juga bisa dimanfaatkan, karena ketika hari tersebut orang cenderung mencari model-model jilbab dan busana muslim terbaru dengan harga yang terjangkau.
Bagi yang akan membuka usaha jilbab dan busana muslim , memiliki pengetahuan tentang pakaian muslim yang syar’i (sesuai aturan agama) adalah hal paling mendasar. Selain itu juga mengikuti perkembangan mode, harus tetap menjaga nilai-nilai dan norma agama. Maka untuk itu, hal hal yang perlu diperhatikan juga sebelum membuka usaha jilbab dan busana muslim antara lain terlebih dahulu melakukan survei mengenai harga, modal, dan tempat. Pemasaran dan penyampaian lewat mulut ke mulut adalah promosi yang dinilai memang cukup efektif dan tidak memakan biaya. Contohnya penyampaian produk tersebut dimulai dari keluarga, dan kawan terdekat.
PEMBUATAN TOKO ONLINE
Untuk modal usaha awal dalam persiapan membuka toko, jika ditotal secara menyeluruh diperlukan modal sekitar Rp8,7 juta. Rinciannya, untuk membeli etalase diperlukan Rp5 juta ,membeli manekin (patung pajangan) sebanyak empat buah Rp200 ribu dengan harga per buah Rp50 ribu, lemari panjang dan hanger Rp3 juta dan papan nama Rp500 ribu. Peralatan mengalami penyusutan selama empat tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp1.500 dengan metode penyusutan garis lurus. Jika asumsi per hari nya mendapatkan laba Rp300 ribu, maka Rp300 ribu dikali 30 hari dan hasilnya sebulan omzet dapat mencapai Rp9 juta. Dari perkiraan laba yang diperoleh per bulan Rp9 juta, diperkirakan laba bersih yang akan diterima sebanyak Rp2.818.700 setelah dikurangi pengeluaran biaya-biaya yang jika ditotal Rp6.181.300.
Di antaranya seperti penyusutan peralatan Rp181.300, sewa tempat Rp1 juta, pembelian barang Rp3 juta gaji satu pegawai Rp800 ribu, promosi (membuat stiker, papan nama, sablon, pulsa) Rp300 ribu, listrik Rp400 ribu, transportasi Rp300 ribu, dan lain-lain Rp200 ribu. Jadi, perkiraan laba per bulan sekira Rp9 juta dikurangi pengurangan pengeluaran biaya-biaya sebesar Rp6.181.300. Sehingga laba bersih yang akan diterima adalah Rp2.818.700. Dalam buku tersebut dipaparkan, perkiraan modal akan kembali selama kurang lebih tiga sampai empat bulan. Jika dihitung berdasarkan, modal awal dibagi laba bersih akan menghasilkan berapa bulan modal itu bisa kembali, Rp8,7 juta : Rp2.818.700 = 3,1 bulan